Resume Kuliah Online
Senin , 6 Juli 2020
Mahayu Solina Yuda
Tema yang diambil pada pertemuan ke – 16 kali ini adalah
“Berbagi Pengalaman Menerbitkan Buku” dengan narasumber Bapak Edi S. Mulyanta.
Bapak Edi adalah seorang penulis yang sangat akrab dengan dunia penerbitan
buku. Menurut Bapak Edi, dunia penerbitan adalah dunia bisnis. Layaknya dunia
bisnis, tentu muaranya adalah keuntungan, atau dalam dunia kepenulisan disebut
royalti. Dan di masa pandemi seperti sekarang, bisnis penerbitan buku juga
mengalami dampaknya. Penurunan omzet tidak bisa dihindari. Tidak tanggung –
tanggung, penurunan omzet mencapai 80% - 90%.
Namun setelah penerapan New Normal, gerai – gerai toko buku mulai dibuka lagi. Rebound yang terjadi membuat para
penulis harus memutuskan, apakah terus melaju atau memarkir bisnisnya. Jika
terus melaju, tentunya akan membutuhkan dana, sementara dampak dari pandemic
COVID – 19 adalah terpurukan ekonomi. Dan jika menunggu keadaaan yang belum
pasti, maka maka dunia kepenulisan akan semakin terpuruk. Menurut Bapak Edi,
disinilah identifikasi buku – buku menjadi sangat penting. Bapak Edi sangat
beruntung mendapatkan update
perkembangan Virus Corona untuk disebar ke para penulis sehingga mereka
mendapat bahan – bahan buku yang berkaitan Virus Corona. Menurut saya, proses
mengidentifikasi buku ini sangat penting, sebab itu bisa memberi kita informasi
tentang apa yang sedang dibutuhkan pembaca. Jika penulis mampu menyajikan apa
yang dibutuhkan pembaca, maka ia akan mampu bertahan di tengah situasi apapun.
Di kondisi sperti sekarang, buku – buku pelajaran
tetap diproduksi karena buku – buku pelajaran tidak akan lekang dalam keadaan
apapun. Banyak hikmah yang dapat diambil dari kondisi sekarang, diantaranya
penulis harus siap mendapat peluang yang tidak diperkirakan sebelumnya. Seorang
penulis juga harus menguasai beberapa hal, antara lain: materi, penguraian
materi, eksekusi penulisan, dan penawaran penerbitan.
Bapak Edi juga memaparkan, karena dunia penerbitan buku
adalah dunia bisnis, terkadang seorang penulis dinilai dari business process – nya, bukan writing process – nya. Hal ini
memunculkan rasa empati, dan rasa empati itu harus diarahkan dengan melihat
visi dan misi penerbitannya, kebiasaan tema – tema yang diterbitkan, dan buku –
buku best seller. Buku – buku best seller bukanlah bukanlah sesuatu
yang dirancang, tapi blessing. Oleh
karenanya, seorang penulis harus terus mengasah kemampuannya, Media WA yang
dikelola oleh Omjay ini adalah media yang sangat bagus untuk terus mengasah
kemampuan diri. Dan blog adalah jalur yang sangat bagus untuk memulai hal itu.
Kenapa? Karena dalam blog, tidak ada istilah penolakan seperti jika kita
mengirim tulisan ke penerbit.
Kessimpulan dari pertemuan mala mini adalah, belajarlah
untuk selalu beradaptasi dan mencari peluang untuk tetap berkarya. Sebagai
penulis, kita harus memiliki kepekaan akan apa yang dibutuhkan oleh pembaca.
Kita harus percaya, membaca dan menulis tidak akan lekang dimakan zaman karena
itu adalah cara kita untuk merekam pengetahuan dan pengalaman yang akan
dikenang oleh anak cucu kita di kemudian hari. Teruslah menulis, seperti yang
Omjay katakan, “Teruslah menulis, dan lihat apa yang akan terjadi”.
mantap resumenya
ReplyDeleteSemangat ... resume yg bagus
ReplyDeleteMantap ..bagus resumenya ..inspirasi salam Sukses
ReplyDelete