Resume Kuliah Online
Jum'at , 3 Juli 2020
Mahayu Solina Yuda
Dalam pertemuan kali ini, para peserta benar – benar dimotivasi
untuk aktif menulis secara regular. Narasumber yang menjadi pemateri kali
bernama Bapak Dr. Ngaimun Naim. Beliau adalah penulis beberapa karya tulis,
antara lain:
1. Islam Radikal dan Deradikalisasi (2020).
2. Aktualisasi Pemikiran Islam Multikultural
(Akademia Pustaka, 2020).
3. Literasi dari Brunei Darussalam (Akademia Pustaka,
2020).
4. Spirit Literasi (Akademia Pustaka, 2019).
5. Teraju (Tulungagung: IAIN Tulungagung Press, 2017).
Selain, itu, beliau
juga menulis banyak artikel jurnal. Sungguh produktif dan luar biasa.
Tema yang diangkat adalah “Mari Produktif Menulis”. Menurut
Bapak Ngaimun, untuk meningkatkan kualitas guru, adalah dengan membangun budaya
literasi. Hal ini penting, sebab jika budaya literasi telah terbangun dalam
diri para guru, maka kemungkinan besar, ia akan menciptakan pembelajaran yang
berkualitas, dan pada akhirnya akan menghasilkan siswa yang berkualitas. Oleh
karena itu, sebagai seorang guru, sangat penting bagi kita untuk memulai
kebiasaan menulis dan membaca untuk akhirnya ditularkan pada siswa. Menurut
Bapak Ngaimun, mau dan mampu menulis adalah suatu anugerah. Mengapa? Karena
sering kali kita menunda atau bahkan tidak menulis dengan sejuta alasan. Jadi,
saat kita mau dan mampu menulis, kita harus mewujudkan rasa syukur itu dengan
konsisten menulis. Beliau juga memberi beberapa kunci penting yang bisa
memotivasi kita untuk konsisten menulis, antara lain:
1. Motivasi.
Motivasi
untuk menulis bisa berupa motivasi karir, materi, politik, atau cinta. Saat kita
menulis dengan tujuan meningkatkan profesionalisme kita, maka itu disebut
motivasi karir. Jika kita menulis dengan tujuan untuk mendapatkan honor atau royalti,
maka itu disebut motivasi materi. Jika kita menulis untuk menyampaikan tujuan
politik tertentu, itu disebut motivasi politik. Dan jika kita menulis karena
panggilan hati kita adalah menulis, maka itulah motivasi cinta.
2. Menulis adalah Anugerah.
Seperti
yang telah disebutkan di atas, saat kita mau dan mampu menulis, itu adalah
anugerah yang harus disyukuri. Jadi, teruslah menulis sebagai wujud rasa syukur
kita.
3. “Keajaiban” dalam Menulis
Banyak
“keajaiban” yang kita dapat jika kita konsisten menulis. Contohnya adalah
Omjay. Dengan karya – karya beliau, beliau bisa mendapatkan royalty, diundang
ke berbagai forum, dan memiliki banyak kolega. Ajaib bukan?
4. Tidak Mudah Menyerah
Ada kalanya kita
semangat kita untuk menulis turun, atau bahkan hilang. Hal itu terjadi pada
setiap orang. Setiap orang pasti pernah mengalami titik jenuh. Tapi hal itu
tidak seharusnya memudarkan semangat kita dalam berkarya. Saat kita dalam titik
jenuh, kita bisa “mundur” sesaat dan menyegarkan pikiran dahulu. Lalu dengan pikiran yang “baru”, kita bisa mulai
berkarya.
Dari pertemuan ini, dapat disimpulkan bahwa menulis
sesederhana apapun, asalkan kita lakukan secara konsisten, maka hal itu akan
membawa perubahan yang besar bagi kita. Dan itu akan menjadikan kita berbeda,
karena kita berani menyuarakan isi hati dan pikiran kita via tulisan.
bagus Bu resumenya
ReplyDeleteBagus resumenya bu, masih bisa ditambahkan lagi ibu yaitu berjejaring dan menulislah sebanyak banyaknya. Terima kasih, sukses selalu semangat menulis ibu
ReplyDeleteKeren bu
ReplyDeletesemangat menulis ya …
ReplyDelete